Senin, 05 Maret 2012

0 AC Milan


Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses ketiga dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali.
Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris.[2] Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.

Ini dia maskot Milan :
Milanello

Sejarah (1899 hingga kini)

Awal masa terbentuk
"Kita akan menjadi sebuah tim iblis. Warna kita adalah merah menandakan api dan warna hitam menandakan rasa takut yang akan menyerang lawan!”—Herbert Kilpin

Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16 Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C. 3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan Inggris dalam skuat inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan membentuk Internazionale.

Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an, Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang bayangan (playmaker). Tim pada masa ini juga dihuni oleh sekelompok pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan oleh Juventus tercipta 5 Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.

GreNoLi

Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio (pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu, Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa kedua (4–1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua leg dramatis (3–0, 1–2).

Scudetto kesepuluh dan Seri B
Pada tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10 gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur. Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim 1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.

The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Era Sacchi
Arrigo Sacchi

Sacchi memenangkan Serie A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuat kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni Galli
Bek: Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini
Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten -- Lothar Kahn

Era Capello
Fabio Capello

Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).

Masa masa sulit (Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba, Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti Kristen Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim 1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA 2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze (dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan). Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.

Era Ancelotti
Terim digantikan oleh Carlo Ancelotti, meskipun rumor bahwa Franco Baresi akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang Paolo Maldini, Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. Starting XI pada saat itu adalah Christian Abbiati; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu penalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka rossoneri-pun semakin ditakuti.

Pasang surut 2006-2008
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.

Pasca-Ancelotti

Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa melepas beberapa pemainnya, antara lain:
_Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya ± 67 juta Euro
_Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
_Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.

Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro[3]. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0[5] sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0[6].
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro[7], sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.[8] Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.[9]Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi Cup, Milan juga kalah oleh Bayern Munich dengan skor 1-4. Bahkan, ketika menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real Madrid 3-2. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San Siro 2-0 sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010 antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro, sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri, dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan. Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.

Era Allegri, Scudetto ke-18
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern Munich, dan Nicola Legrottaglie dari Juventus F.C.. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S. Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18[10]. Pada 6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5).

Skuad
No. Pos. Name.
1 GK Marco Amelia
4 MF Mark van Bommel
5 DF Philippe Mexès
7 FW Alexandre Pato
8 MF Gennaro Ivan Gattuso
9 FW Filippo Inzaghi
10 MF Clarence Seedorf
11 FW Zlatan Ibrahimovic
13 DF Alessandro Nesta
14 MF Sulley Muntari
15 MF Djamel Mesbah
16 MF Mathieu Flamini
18 MF Alberto Aquilani (pinjaman dari Liverpool)[13]
19 DF Gianluca Zambrotta
20 MF Ignazio Abate
21 FW Maxi López (pinjaman dari Catania)[14]
22 MF Antonio Nocerino
23 MF Massimo Ambrosini
25 DF Daniele Bonera
27 MF Kevin-Prince Boateng
28 MF Urby Emanuelson
30 GK Flavio Roma
32 GK Christian Abbiati
33 DF Thiago Emiliano da Silva
37 MF Alexander Merkel
52 DF Mattia De Sciglio
57 DF Mattia Valoti
70 FW Róbson "Robinho" de Souza
76 DF Mario Yepes
77 DF Luca Antonini
92 FW Stephan El Shaarawy
99 FW Antonio Cassano

On Loan
GK Ferdinando Coppola (di Torino sampai 30 Juni 2012)[15]
GK Antonio Donnarumma (di Gubbio sampai 30 Juni 2012)[16]
GK Filippo Perucchini (di Lecco sampai 30 Juni 2012)[17]
GK Michal Miskiewicz (di Südtirol sampai 30 Juni 2012)
DF Marcus Diniz (di Como sampai 30 Juni 2012)
DF Taye Taiwo (di QPR sampai 30 Juni 2012)
DF Massimo Oddo (di Lecce sampai 30 Juni 2012)
DF Dídac Vilà (di Espanyol sampai 30 Juni 2012)[18]
DF Michelangelo Albertazzi (di Getafe sampai 30 Juni 2012)[19]
DF Andrea De Vito (di Cittadella sampai 30 Juni 2012)[20]
DF Cristian Daminuţă (di FC Tiraspol sampai 30 Juni 2012)[21]
MF Giovanni Scampini (di Poggibonsi sampai 30 Juni 2012)[22]
MF Rodney Strasser (di Lecce sampai 30 Juni 2012)[23]
MF Attila Filkor (di Livorno sampai 30 Juni 2012)[24]
MF Gianmarco Conti (di Lecco sampai 30 Juni 2012)[25]
MF Luca Santonocito (di Südtirol sampai 30 Juni 2012)[26]
MF Mitja Novinič (di Virtus Lanciano sampai 30 Juni 2012)[27]
FW Davide Di Gennaro (di Modena sampai 30 Juni 2012)[28]
FW Nnamdi Oduamadi (di Torino sampai 30 Juni 2012)[29]
FW Andrea Schenetti (di Südtirol sampai 30 Juni 2012)[30]
FW Pierre Aubameyang (di Saint-Étienne sampai 30 Juni 2012)[31]
FW Dominic Adiyiah (di Karşıyaka sampai 30 Juni 2012)[32]
FW Marco Gaeta (di Renate sampai 30 Juni 2012)[33]
FW Alberto Paloschi (di Chievo sampai 30 Juni 2012)
FW Gianmarco Zigoni (di Avellino sampai 30 Juni 2012)

Co-ownership
GK Davide Facchin (at Pavia until 30 June 2012)
DF Matteo Darmian (at Torino, co-owned with Palermo until June 2012)[58]
DF Simone Romagnoli (at Pescara until June 2012)[59]
DF Luca Meregalli (at Pavia until June 2012)[60]
MF Wilfred Osuji (at Padova until June 2012)[61]
FW Simone Verdi (at Torino until June 2012)[62]
FW Giacomo Beretta (at Juve Stabia, co-owned with Genoa until June 2012)[63]

Staff

Pelatih utama : Massimiliano Allegri
Asisten pelatih: Mauro Tassotti
Pelatih kiper : Valerio Fiori
Manajer pelatih kiper : Marco Landucci
Asisten teknik : Andrea Maldera
Pelatih kebugaran :
_Agostino Tibaudi
_Simone Folletti
_Fabio Allevi
_Bruno Dominici
_Sergio Mascheroni
_Andrea Primitivi
Direktur medis : Rodolfo Tavana
Dokter klub :
_Stefano Mazzoni
_Armando Gozzini
Manajer pelatih atletik : Daniele Tognaccini
Kiropraktor : Kristian Baekkel
Fisioterapis :
_Dario Lorenzo Fort
_Stefano Grani
_Roberto Morosi
_Marco Paesanti
Ahli pemijatan :
_Endo Tomoroni
_Roberto Boerci

Hall Of Fame

Legend Player
Demetrio Albertini
Massimo Ambrosini
Carlo Ancelotti
Roberto Baggio
Franco Baresi
Alessandro Costacurta
Renzo De Vecchi
Paolo Di Canio
Roberto Donadoni
Gennaro Gattuso
Filippo Inzaghi
Gianluigi Lentini
Giuseppe Pancaro
Cesare Maldini
Paolo Maldini
Mauro Tassotti
Alessandro Nesta
Andrea Pirlo
Gianni Rivera
Sandro Salvadore
Angelo Sormani
Giovanni Trapattoni
Massimo Oddo
Gianluca Zambrotta
Alberto Gilardino
José Altafini
Kaká
Kurt Hamrin
Ronaldinho
Ronaldo
Rivaldo
Serginho
Cafu
Leonardo
Alexandre Pato
Edgar Davids
Klaas-Jan Huntelaar
Clarence Seedorf
Marco van Basten
Frank Rijkaard
Ruud Gullit
Gunnar Gren
Nils Liedholm
Gunnar Nordahl
Zlatan Ibrahimovic
Marcel Desailly
Jean-Pierre Papin
Mathieu Flamini
Yoann Gourcuff
Herbert Kilpin
David Beckham
Ray Wilkins
Oliver Bierhoff
Karl Heinz Schnellinger
Roberto Ayala
Hernán Crespo
Jon Dahl Tomasson
Martin Laursen
Zvonimir Boban
Umit Davala
José Mari
Rui Costa
Dejan Savićević
Juan Alberto Schiaffino
Andriy Shevchenko
George Weah

Nomor yang dipensiunkan / diabadikan
3) Paolo Maldini > Bek tengah 1985–2009
Diaktifkan kembali untuk salah satu dari anak Paolo, Christian Maldini dan Daniel Maldini, bila sudah masuk tim inti Milan.[35]
6) Franco Baresi > Sweeper 1977–1997

Pelatih terkenal
Herbert Kilpin
Salah satu pendiri AC Milan sekaligus pelatih pertama Milan.
Carlo Ancelotti
Sumbangsihnya terhadap Milan adalah menyumbang 2 trofi Seri A dan 2 trofi Liga Champions sebagai pemain, serta 2 trofi Liga Champions dan 1 trofi Seri A sebagai pelatih.
Cesare Maldini
Sebagai pemain dia menyumbang 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
Arrigo Sacchi
Pelatih yang membawa Milan mendapat predikat "The Dream Team", memenangkan 1 trofi Seri A, dan 2 trofi Liga Champions berturut-turut.
Fabio Capello
Suksesor dari Sacchi, di tangannya, Milan menjadi semakin gemilang. Menyumbangkan 4 trofi Seri A dan 1 trofi Liga Champions.
Nereo Rocco
Pelatih jenius Milan yang mengembangkan taktik catenaccio[36][37][38]. Menyumbangkan 2 trofi Seri A, 1 trofi Liga Champions, dan 1 trofi Piala Winners.
Vittorio Pozzo
Pelatih legendaris Italia, meski pada masanya Milan tidak terlalu bersinar, Ia membuktikan diri bahwa dirinya adalah pelatih jenius dengan menemukan formasi Metodo (2-3-2-3), formasi yang menyeimbangkan antara serangan dan pertahanan.
Nils Liedholm
Melatih Milan selama 3 generasi (1963-1966, 1977-1979, dan 1984-1987), Liedholm menyumbangkan 4 trofi Seri A.
Leonardo de Araújo
Pelatih Milan pertama yang berasal dari Brasil.

Jersey/Sponsor

Daftar Pelatih AC Milan


Nama Negara Tahun
Herbert Kilpin 1900–1908
Daniele Angeloni 1906–1907
Komisi Teknik 1907–1910
Giovanni Camperio 1910–1911
Komisi Teknik 1911–1914
Guido Moda 1915–1922
Ferdi Oppenheim 1922–1924
Vittorio Pozzo 1924–1926
Guido Moda 1926
Herbert Burgess 1926–1928
Engelbert König 1928–1931
József Bánás 1931–1933
József Viola 1933–1934
Adolfo Baloncieri 1934–1937
William Garbutt 1937
Hermann Felsner
József Bánás 1937–1938
József Viola 1938–1940
Guido Ara
Antonio Busini 1940–1941
Mario Magnozzi 1941–1943
Giuseppe Santagostino 1943–1945
Adolfo Baloncieri 1945–1946
Giuseppe Bigogno 1946–1949
Lajos Czeizler 1949–1952
Gunnar Gren 1952
Mario Sperone 1952–1953
Béla Guttmann 1953–1954
Antonio Busini 1954
Hector Puricelli 1954–1956
Giuseppe Viani 1957–1960
Paolo Todeschini 1960–1961
Nereo Rocco 1961–1963
Luis Carniglia 1963–1964
Nils Liedholm 1963–1966
Giovanni Cattozzo 1966
Arturo Silvestri 1966–1967
Nereo Rocco 1966–1972
Cesare Maldini 1973–1974
Giovanni Trapattoni 1974
Gustavo Giagnoni 1974–1975
Nereo Rocco 1975
Paolo Barison 1975-1976
Giovanni Trapattoni 1976
Giuseppe Marchioro 1976–1977
Nereo Rocco 1977
Nils Liedholm 1977–1979
Massimo Giacomini 1979–1981
Italo Galbiati 1981
Luigi Radice 1981–1982
Italo Galbiati 1982
Francesco Zagatti 1982
Ilario Castagner 1982–1984
Italo Galbiati 1984
Nils Liedholm 1984–1987
Fabio Capello 1987
Arrigo Sacchi 1987–1991
Fabio Capello 1991–1996
Oscar Tabárez 1996
Giorgio Morini 1996–1997
Arrigo Sacchi 1997
Fabio Capello 1997–1998
Alberto Zaccheroni 1998–2001
Cesare Maldini
Mauro Tassotti 2001
Fatih Terim 2001
Carlo Ancelotti 2001–2009
Leonardo 2009—2010
Massimiliano Allegri 2010—

Daftar presiden AC Milan
Alfred Edwards 1899–1909
Giannino Camperio 1909
Piero Pirelli 1909–1928
Luigi Ravasco 1928–1930
Mario Bernazzoli 1930–1933
Luigi Ravasco 1933–1935
Pietro Annoni 1935
Pietro Annoni
G. Lorenzini
Rino Valdameri 1935–1936
Emilio Colombo 1936–1939
Achille Invernizzi 1939–1940
Umberto Trabattoni 1940–1944
Antonio Busini 1944–1945
Umberto Trabattoni 1945–1954
Andrea Rizzoli 1954–1963
Felice Riva 1963–1965
Federico Sordillo 1965–1966
Franco Carraro 1967–1971
Federico Sordillo 1971–1972
Albino Buticchi 1972–1975
Bruno Pardi 1975–1976
Vittorio Duina 1976–1977
Felice Colombo 1977–1980
Gaetano Morazzoni 1980–1982
Giuseppe Farina 1982–1986
Rosario Lo Verde 1986
Silvio Berlusconi 1986–2004
Komisi Presidensial 2004–2006
Silvio Berlusconi 2006–2008
Mengalami kelowongan 2008-

Daftar kapten AC Milan
Herbert Kilpin (1899-1907)
Gerolamo Radice (1908-1909)
Guido Moda (1909-1910)
Max Tobias (1910-1911)
Giuseppe Rizzi (1911-1913)
Louis Van Hege (1913-1915)
Marco Sala (1915-1916)
Aldo Cevenini (1916-1919)
Alessandro Scarioni (1919-1921)
Cesare Lovati (1921-1922)
Francesco Soldera (1922-1924)
Pietro Bronzini (1924-1926)
Gianangelo Barzan (1926-1927)
Abdon Sgarbi (1927-1929)
Alessandro Schienoni (1929-1930)
Mario Magnozzi (1930-1933)
Carlo Rigotti (1933-1934)
Giuseppe Bonizzoni (1934-1936)
Luigi Perversi (1936-1939)
Giuseppe Bonizzoni (1939-1940)
Bruno Arcari (1940-1941)
Giuseppe Meazza (1941-1942)
Giuseppe Antonini (1942-1944)
Paolo Todeschini (1944-1945)
Giuseppe Antonini (1945-1949)
Andrea Bonomi (1949-1952)
Carlo Annovazzi (1952-1953)
Omero Tognon (1953-1954)
Gunnar Nordahl (1954-1956)
Nils Liedholm (1956-1961)
Francesco Zagatti (1961)
Cesare Maldini (1961-1966)
Gianni Rivera (1966-1975)
Romeo Benetti (1975-1976)
Gianni Rivera (1976-1979)
Albertino Bigon (1979-1980)
Aldo Maldera (1980-1981)
Fulvio Collovati (1981-1982)
Franco Baresi (1982-1997)
Paolo Maldini (1997-2009)
Massimo Ambrosini (2009- , tidak tetap)

Warna dan lambang Milan

Warna seragam kebanggaan Milan adalah merah-hitam,atau dalam bahasa Italia: Rossoneri[46], namun anehnya, di ajang final suatu kompetisi yang tidak memakai format kandang-tandang (contoh:Liga Champions) , Milan selalu memakai warna seragam putih. Tradisi ini dipercaya membawa keberuntungan untuk Milan. Dengan enam kali menang dari delapan laga final Liga Champions berseragam putih (hanya kalah melawan Ajax pada 1995 dan Liverpool pada 2005) membuat tradisi ini semakin kukuh dipertahankan. Selain kedua seragam Milan (merah-hitam dan putih), Milan memiliki seragam ketiga (third kit) berwarna hitam dengan sentuhan garis merah di beberapa bagian. Namun, seragam ketiga ini sangat jarang digunakan.
Untuk "beberapa tahun" belakangan, lambang Milan memakai sentuhan bendera Milan (flag of Milan), yaitu lambang yang terlihat seperti lambang salib berwarna merah pada lambang Milan, yang aslinya adalah bendera dari Saint Ambrose.[47] Panggilan Milan yang lainnya, Il Diavolo Rosso (setan merah) berasal dari lambang bintang yang dikenakan Milan di atas lambang klubnya[47]. Bintang tersebut dikenakan Milan pada 1979 karena Milan sudah memenangkan lebih dari sepuluh gelar lokal (scudetto Seri A). Saat ini, lambang klub Milan adalah untuk dipersembahkan kepada bendera Comune di Milano, dengan singkatan ACM di atas dan tahun berdirinya 1899 di bawah.[47]

Rekor statistik Milan
Paolo Maldini sampai sekarang mencetak rekor untuk total penampilan di Seri A untuk Milan dengan total ± 1000 penampilan, dan 600 diantaranya diperoleh dari Seri A (14 Mei 2007, tidak termasuk pertandingan playoff). Selanjutnya ia dikenal sebagai pemain paling sering tampil di Seri A sepanjang masa.[48]
Topskor Milan sepanjang sejarah dipegang oleh Gunnar Nordahl, yang mencetak 254 gol dalam 268 permainan.[49] Andriy Shevchenko berada di urutan kedua dengan 243 gol dalam 298 permainan, dan pencetak gol tertinggi di skuat Milan saat ini adalah Filippo Inzaghi, dengan 101 gol dalam 220 permainan.
Milan memiliki rekor yang unik namun impresif, yaitu saat mengikuti musim 1991/1992. Milan tidak pernah kalah dalam musim tersebut. Totalnya, Milan tidak pernah kalah dalam 58 pertandingan, dimulai dengan seri 0-0 melawan Parma saat 26 Mei 1991 dan secara ironis diakhiri dengan kekalahan kandang 1-0 dengan Parma juga, 21 Maret 1993. Rekor tidak terkalahkan ini merupakan rekor terpanjang ketiga di sepak bola Eropa, di bawah Steaua Bucharest dengan 104 pertandingan tanpa kekalahan dan Celtic dengan 68 pertandingan tanpa kekalahan.[50][51]
Pada 2007, Milan bersama dengan Boca Juniors dari Argentina menyandang gelar klub dengan gelar internasional terbanyak versi FIFA.[52] Kerena status ini, Milan sempat merajai peringkat klub sepak bola terhebat dunia pada kisaran 2007.

Komponen penting Milan
Stadion

Stadion San Siro

Stadion Giuseppe Meazza (nama Italia: Stadio Giuseppe Meazza, juga dikenal dengan nama San Siro), adalah stadion sepak bola di Milan, Italia. Stadion ini adalah kandang bagi dua tim Liga Italia dari Seri A: A.C. Milan dan Internazionale.
Dibangun pada 1925 di distrik San Siro di Milan, yang menjadi sumber nama aslinya, di 1979 stadion ini diubah namanya secara resmi menjadi "Giuseppe Meazza" untuk menghormati seorang pemain Inter pada tahun 1920-an, namun hingga kini bagi fans AC Milan namanya tetap "San Siro".
Pada tahun 1987 dalam persiapan untuk Piala Dunia pemerintah Italia memberikan dewan kota Milan $30 juta untuk memodernisasikan stadion tersebut, namun akhirnya ongkosnya membengkak dua kali lipat.
Pada tahun 1990, stadion ini menjadi tempat pertandingan final Piala Dunia antara Jerman Barat dan Argentina.
Kapasitas: 80.074
Lapangan
Panjang: 105 meter
Lebar: 68 meter
Permukaan: Rumput
Peresmian: 19 September 1926
Stadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga dikenal dengan nama San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion ini digunakan bersama dengan Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini dipakai ketika Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan, Derby della Madonnina (Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan kepada patung bunda Maria yang berada di Milan (sering disebut Madonnina atau ibu), serta karena rivalitas keduanya yang sangat sengit karena keduanya sama-sama tim jajaran atas terhebat di Italia, atmosfer pertandingannya melebihi pertandigan derby manapun. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang bagi Inter (meski dia pernah membela Milan selama satu musim). Tetapi, pada masa mendatang, ada wacana untuk memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006.[53]

Basis pendukung
Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit" / obeng diberikan untuk Milan)[54], sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya.[54] Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti.
Basis pendukung Milan yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni[55] yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate Rossonere[55] yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.

Nama
1899 - 1919 Milan C.F.C (Milan Cricket and Football Club)
1919 - 1938 Milan F.C (Milan Football Club)
1938 - 1945 A.C. Milano (Associazione Calcio Milano)
"Milano" adalah ejaan untuk Milan dalam Italia, dipakai selama era fasisme Italia dalam Perang Dunia 2
1938 -
A.C. Milan (Associazione Calcio Milan) "Milan" adalah ejaan dalam Inggris, untuk menghormati Alfred Edwards

Himne Milan
AC Milan juga mempunyai himne yang berjudul "Inno Milan!",diciptakan oleh Tony Renis, pembuat lagu asal Italia.

Bahasa Italia
Milan milan solo con te
Milan milan sempre per te
Camminiamo noi accanto ai nostri eroi
Sopra un campo verde sotto un cielo blu
Conquistate voi una stella in piã
A brillar per noi
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Ooo oo... Ooo oo..
Una grande squadra
Sempre in festa olã¨
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre per te
Con il Milan nel cuore
Nel profondo dell'anima
Un vero amico sei
E insieme cantiamo
Milan Milan solo con te, Milan!!
Milan Milan sempre con te
Ooo oo.. Ooo oo..

Bahasa Indonesia
Milan Milan hanya dengan anda
Milan Milan selalu untuk anda
Kita berjalan di samping pahlawan kita
Di lapangan hijau, di bawah langit biru
Anda memenangkan bintang utama
Bersinar untuk kita
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..
Sebuah tim besar
Juga dalam perayaan
Ooo oo... Ooo oo.. Ooo oo..
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Dengan Milan di hati
Di kedalaman jiwa
Seorang sahabat sejati anda
Dan bersama kami menyanyi
Milan Milan hanya dengan anda, Milan!!
Milan Milan selalu untuk anda
Ooo oo... Ooo oo..

Tim rival
Di Italia Di Luar Italia
Internazionale Manchester United F.C.
Juventus F.C. Liverpool F.C.
A.S. Roma Arsenal F.C.
Genoa C.F.C. F.C. Barcelona
ACF Fiorentina Real Madrid C.F.
Atalanta B.C. Ajax Amsterdam
S.S.C. Napoli São Paulo F.C.
U.C. Sampdoria Boca Juniors

Serba-serbi AC Milan di bidang keuangan
Berdasarkan Deloitte Football Money League yang diterbitkan oleh konsultan Deloitte, di musim 2005/2006, Milan ada di peringkat kelima klub sepak bola dengan pendapatan terringgi di dunia dengan jumlah estimasi pendapatannya 233.7 juta Euro.[57] Saat ini, Milan menempati peringkat keenam dalam daftar Klub Sepakbola Terkaya Di Dunia oleh majalah Forbes, membuat Milan klub sepak bola Italia terkaya.[58]
Fly Emirates adalah sponsor Milan saat ini, di mulai dari musim 2010/2011 dan setidaknya akan bertahan hingga 5 musim ke depan[59]. Perusahaan judi online Austria, bwin.com adalah sponsor Milan yang sebelumnya, dengan kontrak empat tahun dimulai dari musim 2006/2007.[60]
Sebelum bwin.com, sponsor Milan adalah Opel, perusahaan mobil asal Jerman. Opel mensponsori Milan selama 12 tahun, dan terpampang selama itu juga dengan logonya, namun, pada musim 2003/2004 dan 2005/2006 nama sponsor Opel di seragam Milan berubah, menjadi Meriva (2003/2004) dan Zafira (2005/2006), dua mobil produk mereka.
Seragam dan perlengkpan olahraga Milan saat ini disuplai dari perusahaan manufaktur olahraga Jerman, Adidas, yang kontraknya berakhir pada musim 2017/2018.[61] Kontrak ini membuat Adidas adalah manufaktur resmi semua seragam dan perlengkapan replika Milan. Sebelum Adidas, perusahaan olahraga Italia Lotto adalah manufaktur resmi seragam dan perlengkapan Milan. Tanggal 14 Januari 2008, Milan dan Adidas memperbaharui kontrak kerjasama sampai 30 Juni 2018. Berdasarkan kontrak, Adidas bertanggungjawab terhadap tiga franchise Milan: sponsor terhadap seragam, merchandise Milan, dan distribusi semua produk non-sepak bola Milan.[62]

Superleague Formula

Milan juga mensponsori "AC Milan Superleague Formula"[63] dalam ajang balap mobil Superleague Formula (ajang balap mobil formula yang diponsori klub sepak bola, dan balapan sesuai nama klub yang mensponsorinya). Robert Doornbos yang balapan untuk Minardi dan Red Bull Racing di kejuaraan dunia Formula One, akan membalap untuk Milan.[64]. Doornbos memenangkan balapan pertamanya untuk tim di Superleague Formula Nürburgring 2008. Doornbos digantikan oleh juara GP2 series, Giorgio Pantano.[65] Penggantian ini menyebabkan Milan adalah peserta pertama yang memakai lebih dari satu pembalap. Di balapan pertama Giorgio, tim AC Milan mengalami masalah pada gearbox - saat pertandingan kualifikasi - yang menyebabkan ia terdampar di grid ke-16 saat balapan pertama. AC Milan memenangkan balapan kedua dari pembukaan musim 2009. Pada musim 2010, Milan menggunakan jasa Yelmer Buurman sebagai pengendara mobil Superleague Formula.

Full name : Associazione Calcio Milan S.p.A.[1]
Nickname(s) :
_i Rossoneri (The Red and Blacks)
_il Diavolo (The Devil)
_Casciavit (Lombard for: Screwdrivers)
Founded : December 16, 1899; 112 years ago[2]
Ground : San Siro, Milan (Capacity: 80,018)
Owner : Silvio Berlusconi[3]
President : Vacant[1]
Head coach : Massimiliano Allegri[4]
League : Serie A
2010–11 : Serie A, 1st


"FORZA MILAN!"

0 komentar:

 

Be Better Than Before Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates